Kamis, 17 Maret 2016

TON MEMPERCEPAT dan MENINGKATKAN PANEN IKAN | 085743864633

Pupuk Organik TON NASA merupakan formula khusus Tambak Organik yang diproduksi oleh PT Natural Nusantara. Formula alami (organik) khusus tambak perikanan ini untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi serta menjaga/memperbaiki kelestarian lingkungan tambak dengan memberikan mineral-mineral yang dibutuhkan udang/bandeng, mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang/bandeng, serta mengikat logam – logam berat sekaligus membantu mengurai senyawa komplek berbahaya beracun bagi udang/bandeng. TON (Tambak Organik Nusantara) juga membantu merutinkan molting udang.

Secara garis besar Pupuk TON disusun oleh 2 (dua) komponen utama yaitu Mineral-mineral dan Senyawa-senyawa. Masing-masing mineral mempunyai kadar tersendiri dan secara keseluruhan komposisinya ideal. Mineral yang terkandung dalam TON diantaranya adalah mineral makro yaitu N, P, dan K serta Mineral Mikro yaitu Ca, S, Mg, Cl, Al, Na Serta dilengkapi zat nutrisi Berupa Protein, Lemak dan Karbohidrat untuk meningkatkan kesuburan pertumbuhan plankton.Sedangkan asam humat merupakan senyawa penting yang dapat mengikat dan membebaskan berbagai racun di lahan budidaya serta mampu mengikat logam berat yang berbahaya yang masuk ke kolam atau tambak.

Harga 1 Botol Ton 250 Gram Rp. 47.000,- + Ongkir

Berikut contoh aplikasi TON NASA dalam pemeliharaan ikan mulai dari menyiapkan lahan kolam sampai dalam perawatan pemeliharaannya, yang dituangkan dalam tanya jawab agar lebih mudah memahami.
  1. Bagaimana pemberian TON pada pengolahan dasar dan pemeliharaan di lahan tambah udang ?

    • Berikut aplikasi pada saat persiapan kolam (sebelum diisi air)

      Dosis 2,5 kg (sepuluh botol ukuran 250 gram)
      Aplikasi TON yang pertama dilakukan di tanah dasar kolam / tambak pada saat pengeringan setelah di panen. TON berbentuk granule atau butiran-butiran kecil sehingga aplikasinya dilakukan dengan cara ditabur ke tanah secara merata atau bisa dilarutkan dulu baru kemudian disiramkan merata ke tanah dasar kolam.
      Aplikasi TON ini dilaksanakan sebelum dilakukan pengapuran. Menurut teknis yang benar, setelah diaplikasi TON NASA kemudian dilakukan pengapuran dengan kapur dolomit dengan dosis 1  kwintal per hektar ( 100 kl per 1000 m2) atau sesuai dengan ph aktual, setelah itu kolam dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air dimasukkan setinggi mata kaki dahulu, biarkan selama 3 hari untuk TON bekerja, baru kemudian air dimasukkan sampai penuh (kedalaman 100-1200 cm).

      Fungsi aplikasi TON pada saat pengeringan ini adalah untuk menetralkan berbagai gas dan senyawa beracun sisa pembusukan bahan organik yang dihasilkan oleh budidaya sebelumnya yaitu amoniak dan H2S.

      Selain sebagai penetral senyawa atau gas beracun tersebut, TON juga berfungsi menumbuhkan plankton yang berguna sebagai pakan alami ikan atau udang.

       
    • Aplikasi TON selama budidaya ikan/udang berlangsung

      Selama budidaya berlangsung, TON juga harus diberikan secara periodik(rutin) ke dalam air tambak/kolam.
      TON ditaburkan/disiramkan ke dalam air kolam tiap 10 sampai 15 hari sekali. 
      Dosis 500 gram (2botol) tiap kali aplikasi. Siramkan atau taburkan secara merata ke oir kolam/tambak.
      Fungsi TON ini terutama untuk mempertahankan kualitas air kolam agar tidak terlalu menurun secara dratis karena pembentukkan senyawa atau gas yang beracun tadi. Selain itu, TON juga berfungsi menumbuhkan dan menyuburkan plankton yang baru sehingga ketersediaan plankton di tambak selalu terjaga.

  2. Setelah ikan ditebar, apa tidak berbahaya jika TON ditebarkan ke dalam air kolam ?

    •   TON NASA tetap bisa diberikan walaupun sudah ada ikannya. Aplikasi dengan cara dilarutkan terlebih dahulu kemudian baru disiramkan kedalam air kolam, dengan dosis 1 kg per hektar kolam tiap 15 hari sekali. Fungsi perlakuan pada tahap ini adalah untuk mempertahankan kualitas air agar tetap bagus selama budidaya ikan berlangsung.

  3. Berapa dosis menggunaan Viterna dan POC NASA serta HORMONIK pada budidaya ikan nila, bagaimana cara aplikasinya agar lebih efektif ?

    • Jika menggunakan tambahan Viterna, POC NASA serta HORMONIK, pencampurannya adalah : Viterna dan POC Nasa masing-masing 1 botol dicampur menjadi satu, kemudian campuran tersebut tambah dengan 1-2 tutup botol HARMONIK. Dosis penggunaannya untuk semua jenis ikan ataupun udang sama yaitu 1 tutup botol campuran tadi diatas ditambah dengan 0.5 sampai 1 liter air yang kemudian dicampur dengan 2-3 kg pakan ikan. 

  4. Bagaimana perlakuan terhadap air kolam ikan yang baru saja kena air hujan yang deras dalam waktu lama ?

    • Sifat air hujan yang kurang baik bagi kesehatan ikan karena tingkat keasamannya yang agak tinggi dapat meningkatkan resiko tumbuhnya jamur dan bibit penyakit lain dalam kolam. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan pembuangan air kolam pada bagian permukaannya kira-kira setinggi 10-20cm. Agar keasamannya kembali netral, beri kapur dolomit atau zeolit dengan dosis 500 kg  per hektar kolam.

  5. Bagaimana aplikasi TON NASA pada kolam yang terbuat dari semen atau terpal ?

    • Pada kolam semen atau terpal tidak diperlukan adanya persiapan lahan seperti pada lahan tanah. Oleh karena itu, perlakuan TON hanya diperlukan hanya setelah diisi air. 

      • Perlakuan perama yaitu setelah pembersihan dilakukan, kolam diisi air setinggi 20 cm, tebarkan atau siramkan TON dengan dosis 1 kg per hektar (1 sdm penuh per 100 m2).  Setelah itu air dibiarkan selama 3 hari, setelah itu diisi air penuh untuk bididaya ikan.

      • Perlakuan berikutnya dilakukan setelah ikan berumur 15 hari dengan dosis yang sama dan diulang setiap 15 hari untuk menjaga kualitas air dalam kolam.
  6.   Jika kita pakai viterna dicampur dengan  1 kg pakan ikan, apa tidak over dosis ?

    • Viterna adalah bahan organik murni, sehingga sebenarnya tidak perlu khawatir dengan kata "over dosis" karena prinsi kerja VITERNA sama seperti kerja pakan biasa. Para klien NASA banyak yang sudah menggunakan viterna dengan dosis tersebut di atas dan alhamdulillah tidak terkena masalah pada iklannya.

  7. Jika kolam tidak bisa dikeringkan, apa akibatnya, Apakah produk NASA bisa mengatasi masalah tersebut ?

    • Jika kolam tidak bisa dikeringkan, maka tanah dasar kolam akan menjadi lebih asam. Hal ini tentu akan sangat merugikan bagi ikan maupun udang yang dipelihara. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan pemberian kapur dolomit atau zeolit dengan dosis yang disesuaikan dengan keasamannya. Pemberian TON secara kontinyu dapat membantu mengurangi kadar keasaman air kolam, namun akan lebih efektif jika tetap digunakan aplikasi kapur dolomit tersebut diatas.

  8. Jika kita menggunakan makanan pelet dengan kadar protein 20% kemudian dicampur  dengan produk NASA, apakah hasilnya akan sama dengan produksi ikan yang diberi pakan dengan kadar protein 30% ?

    • Hasil aplikasi beberapa klien kami yang telah menggunakan produk NASA menunjukkan bahwa produk NASA mampu meningkatkan hasil panen walaupun hanya menggunakan pakan buatan sendiri atau pakan yang harganya rendah. Hal tersebut bisa tercapai karena produk NASA bersifat menambah kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan. akan tetapi jika menggunakan pakan yang lebih bagus, maka hasilnya pasti juga akan lebih baik. Hal ini karena disamping menambah kandungan nutrisi pakan, produk NASA juga mampu meningkatkan efisiensi penggunaan zat gizi di pakan. 

  9. Bagaimana mengatasi udang windu yang stress ?

    •  Udang windu stress banyak sebabnya, bisa karena kurang pakan, perubahan kualitas air, terjadi karena cuaca yang kurang baik, dan sebagainya, sehingga cara mengatasinya harus disesuaikan dengan penyebab stressnya. Namun demikian, kita bisa membuat udang mempunyai daya tahan hidup yang tinggi dengan memberi pakan yang cukup dan berkualitas. Produk NASA baik TON NASA, VITERNA maupun POC NASA mampu meningkatkan daya tahan dari segi kualitas air yang baik dan konsumsi nutrisi yang berkualitas.

  10. Apakah produk NASA mampu mengobati penyakit bintik putih pada udang windu ?

    • Penyakit bintik putih pada udah windu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
      SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculovirus), yang mengakibatkan penyakit penurunan daya tahan tubuh udang sehingga udang mudah sekali terserang penyakit dan mati. Sampai saat ini belum ada yang mampu menyembuhkan penyakit tersebut diatas. Yang dapat kita lakukan hanya mencoba mencegah agar penyakit tersebut tidak masuk ke dalam kolam budidaya ikan kita. CARANYA yaitu dengan mencegah masuknya hewan pembawa (carrier) seperti kepiting dan udang liar masuk ke dalam kolam budidaya ikan/udang kita. Produk NASA baik itu TON NASA, VITERNA maupun POC NASA meskipun bukan obat, tetapi ketiganya tersebut mampu mengurangi efek serangan virus tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya.

  11. Bagaimana mengatasi penyakit karena jamur pada ikan air tawar ?

    • Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, cendawan atau hama dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan kimia atau disinfektan atau insektisida. Disinfektan yang biasa digunakan adalah benzalkonium chloride, chlorine, formaldehyde, dan iodine. Dalam pemberian antibiotika maupun disinfektan ini, yang terpenting dan harus diperhatikan adalah dosis dan cara pemakaian serta waktu henti pemakaian obatnya (with drawal time). Pemberian TON baik sebelum maupun selama budidaya berlangsung akan membantu mengurangi resiko pertumbuhan jamur di air kolam.


Semoga bermanfaat dan terima kasih...

Untuk info dan pemesanan produk bisa menghubungi bbm 5C665DF7, WA/Hp. 0857 4386 4633 (indosat) 

Jumat, 11 Maret 2016

APLIKASI BUDIDAYA CABE BESAR TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK | 085743864633



Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi denga baik pada temperatur 24 - 27 derajat celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.  

Tanaman cabe dapat ditanam pada tanaman sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 - 10 Co serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. Ph tanah yag optimal antara 5,5 - 7.

Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi jika jumlah air berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi, dan hal ini dapat merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika tanaman cabe ini kekurangan air maka pertumbuhannya akan kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Pengairan dapat dilakukan dengan menggunakan irigasi, air sumur maupun air hujan.

Bercocok tanam cabe sering dihadapkan pada resiko diantaranya teknis budidaya sendiri yang kurang tepat, kekurangan unsur yang dibutuhkantanaman cabe, serangan hama, penyakit, dan lain-lain.

PT. Natural Nusantara (NASA) turut serta dalam melakukan berbagai penelitian guna membantu petani cabe dalam mengatasi berbagai kendala tersebut di atas; dengan harapan peningkatan kuantitas produksi panen dapat meningkat sehingga perekonomian petani meningkat, kualitas panen lebih baik dan juga kelestarian lingkungan sekitar tetap terjaga karena menggunakan pupuk organik yang relatif aman bagi lingkungan.



PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

FASE PRATANAM

1. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaiki struktur dan porositas tanah sehingga peredaran air dan udara menjadi optimal. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna yaitu pembajakan dua kali dan penyisiran satu kali. Setelah pengolahan tanah (7 - 14 hari), kemudian dibuat bedengan dengan tujuan untuk memudahkan pembuangan air hujan yang berlebihan, mempermudah pemeliharaan, mempermudah meresapnya air hujan atau air pengairan, serta menghindari tanah terinjak-injak sehingga menjadi padat. Cara pengolahan tanah yaitu :
  1. Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 - 1  ton untuk 1000m2.
  2. Diluku kemudian digaru (dan biarkan 1 minggunan)
  3. Diberi dolomit sebanyak 0.25 ton per 1000m2
  4. Buat bedengan lebar 110 - 120cm dan parit selebar 80cm.
  5. Siramkan SUPERNASA (1 botol) atau POC NASA (2 botol) 
  6. Campurkan Natural GLIO  100 - 200 gram (1-2 bungkus) dengan 50 - 100kg pupuk kandang, biarkan selama 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
  7. Bedengan ditutup mulsa plastik, jarak tanam 60 - 70 cm pola zig zag, biarkan selama 1 minggunan.

SUPERNASA
  • 1 botol dilarutkan dalam 3 liter air menjadi air induk larutan
  • Setiap 50 liter air tambbahkan 200 cc larutan induk Supernasa.
  • 1 gembor (kurang lebih 10 liter diberi 1 sdm supernasa dan sirankan ke bedengan 5 - 10 m.

POC NASA
  • 1 gembor (kuranglebih 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan kurang lebih 5 - 10 meter.

2. Fase Benih

  • Kebutuhan per 1000 meter2 adalah 1-2 bungkus  sachet bibit cabe CK-10 dan CK-11 dan Natural CS-20 dan CB-30. 
  • Biji direndam dengan POC NASA dosis 0.5 - 1 tutup /liter air hangat kkemudian di peram semalam.

3. FASE PERSEMAIAN

  • PERSIAPAN PERSEMAIAN
    • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia 
    • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, dengan perbandingan 3 : 1
    • Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dulu dengan Natural GLIO 100 gram dalam 25-50 pupuk kandang dan didiamkan selama 1 minggu.
    • Media dimasukkan dalam polibag bibit berukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
  •   PENYEMAIAN
    • Biji cabe dimasukkan satu per satu pada polibag yang telah disiapkan, lalu ditutup selapis tanah dan pupuk kandang matang yang telah disaring. 
    • Semprot POC NASA dosis 1-2 tutup /tangki pada umur 10, 17 HSS.
    • Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembabab media.

     

    PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT

    Hama cabe yang sering menyerang adalah :  

     A. Kutu Daun Persik ( Aphid Sp.)
    • Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah lipatan daun. 
    • Pijit dengan jari koloni kutu yang ditemukan, kemudian semprot dengan BVR atau Pestona.
    B. Hama Thrip  Parvispinus
    • Gejala serangan daun berkerut dan berccak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. 
    • Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. 
    • Pengamatan pada pagi atau sore hri karena hama biasanya akan keluar pada waktu teduh. 
    • Serangan parah semprot menggunakan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebarannya.
    C. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus).
    • Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang daun tulang.
    • Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. 
    • Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. 
    • Cara mengatasi dengan menyemprotkan BVR atau Pestona untuk mengurangi penyebarannya.

    PENYAKIT TANAMAN CABE

    A. Rebah semai (dumping off)
    • Gejala tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. 
    • Cara pengendalian : tanaman yang terserang harus dibuang beserta dengan tanah, mengatur ulang kelembaban tanah dengan mengurangi naungan dan penyiraman. 
    • Jika serangan tinggi siram Natural GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
    B. Embun Bulu
    • Ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yang disebbabkkan oleh cendawan Peronospora parasitica. 
    • Cara mengatasinya : Jika serangan tinggi siram Natural GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.

    C. Kelompok Virus
    • Gejala pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. 
    • Gejala timbul lebih jelas setelah bibit berumur 2 minggunan. 
    • Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA

      FASE TANAM CABE

    1. Pemilihan Bibit Cabe

    • Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus.
    • Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari).

    2. Cara Tanam cabe

    • Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
    • Plastik polibag dilepas.
    • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

    3. Pengamatan Hama dan Penyakit

       Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ),
    • Aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang.
    • Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh,
    • Serangan berat semprot dengan : 

      •  Urea : Usia 1-4 minggu menggunakan 7kg, dan usia 5-12 minggu menggunakan 56kg
      •  SP-36 : Usia 1-4 minggu menggunakan 7 kg, usia 5-12 minggu menggunakan 28 kg.
      •  KCL : Usia 1-4 minggu menggunakan 7kg, usia 5-12 minggu menggunakan 28 kg.
    Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan S. exigua )
    • Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit).
    • Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar.
    • Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian.
    • Semprot dengan VITURA atau PESTONA

      Bekicot/siput.
      • Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari.
      • Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
      • Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
      Penyakit Layu
      • Disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia.
      • Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. 
      • Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran,
      • Sebarkan NATURAL GLIO.

      Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici.
      • Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah.
      • Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. 
      • Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. 
      • Pengamatan pada daun tua.

      Lalat Buah (Dacus dorsalis)
      • Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. 
      • Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. 
      • Sebagai vektor Antraknose.
      • Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan.
      • Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha dan ditanggulangi menggunakan Metilat dan Aero 810.

      Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides)
      • Gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam.
      •  Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering.
      • Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan.
      • Serangan berat sebari dengan Natural GLIO di bawah tanaman.

      FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

      • Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
      • Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang.Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan.
      • Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.

      Kebutuhan total pupuk makro untuk 1000 m2 :

      • Pupuk Urea : Untuk 1-4 Minggu membutuhkan 7kg dan umur 5 - 12 minggu membutuhkan 56 kg
      • SP-36 : Untuk 1-4 Minggu membutuhkan 7kg dan umur 5 - 12 minggu membutuhkan 28 kg
      • KCL : Untuk 1-4 Minggu membutuhkan 7kg dan umur 5 - 12 minggu membutuhkan 28 kg

      Catatan :

      • Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi).
      • Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi).
      • Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
      • Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
      • Pengamatan Hama dan Penyakit

      PANEN CABE DAN PASCA PANEN CABE

      1. PANEN CABE

      • Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
      • Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
      • Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph00 cc/ph

      2. CARA PANEN CABE

      • Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
      • Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
      • Penyortiran dilakukan sejak di lahan
      • Simpan ditempat yang teduh
       Semoga bermanfaat dan terima kasih...


      Untuk info dan pemesanan produk bisa menghubungi bbm 5C665DF7, WA/Hp. 0857 4386 4633 (indosat)